Lagu Tradisional Jawa Tengah - Lagu daerah merupakan salah satu wujud karya seni yang menjadi bagian dari kebudayaan di suatu daerah. Di dalam lagu daerah terkandung suatu makna, pesan untuk masyarakat, serta suasana atau keadaan masyarakat setempat, dan bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah setempat. Keindahan dan kekayaan inilah yang harus dilestarikan, karena lagu dapat mewakili gambaran keindahan serta karakter suatu kebudayaan daerah.
Tidak ada satu pun sebuah gagasan yang yang lahir begitu saja di luar konteks dan waktu di mana pemikiran itu tumbuh. Setiap gagasan atau ide yang muncul, akan mencerminkan sebuah produk pada zamannya. Yang akan selalu terikat oleh ruang dan waktu, sehingga pemikiran tersebut menjadi sintesis antara kesinambungan dan perubahan.
Jawa Tengah merupakan kota budaya dimana beberapa Wali tinggal disana. Sebagai tokoh pengaruh Wali sangat besar dalam pembentukkan karakter dan budaya penduduk di Jawa Tengah, seperti pada beberapa lagu ciptaan Sunan Kalijogo yang masih dapat diterima hingga saat ini.
Lir Ilir
Tembang ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga sebagai cara/media berdakwah menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Tengah.
Lagu ini berisi ajakan untuk tidak bermalas-malasan dan dorongan untuk segera bangkit dari segala keterpurukan, kesusahan hidup serta nasib yang tidak dikehendaki, yaitu dengan cara tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Gundhul Pacul
Menurut sumber yang kuat menyebutkan pencipta lagu Gundul Pacul adalah Sunan Kalijaga pada tahun 1400-an namu ada sumber lain yang menyebutkan R.C. Hardjosubroto lah yang menulis lagu Gundul Pacul.
Makna filosif yang terkandung dalam lagu ini ialah, Gundul adalah kepala sedangkan pacul alat pertanian yang melambangkan rakyat kecil.
Untuk makna dari lagu ghundul-ghundul pacul sendiri seorang pemimpin/raja yang berkuasa dengan semena-mena, tidak pernah memperhatikan rakyatnya.
Jangkrik Genggong
Lagu ini di populerkan oleh Waldjinah. Lagu ini syairnya berisi sindiran, rindu, penghianatan, Lagu ini menjadi menarik karena pantunnya sering diganti disesuaikan dengan suasana.
Kendal kaline wungu
Ajar kenal karo aku
Lelene mati digepuk
Gepuk nganggo walesane
Suwe ora petuk
ati sido remuk
Kepetuk mung suwarane
E..ya..e..ya..e..
E..ya..e..yae yae yae
Jangkrik genggong
Jangkrik genggong
Luwih becik omomg kosong
Semarang kaline banjir
Jo semelang rak dipikir
Jangkrik upo sobo ning tonggo
Melumpat ning tengah jogan
Wis watake prio
Jare ngaku setyo
Tekan ndalan selewengan
E..ya..e..ya..e..
E..ya..e..yae yae yae
Jangkrik genggong
Jangkrik genggong
Wani nglirik sepi uwong
Yen ngetan bali ngulon
Tiwas edan ora kelakon
Yen ngrujak rujako nanas
Ojo ditambahi kweni
Kene tiwas nggagas
Awak adem panas
Jebul ono sing nduweni
E..ya..e..ya..e..
E..ya..e..yae yae yae
Jangkrik genggong
Jangkrik genggong
Sampun cekap mongso borong
Jenang Gulo
Lagu ciptaan Andjar Any ini menceritakan tentang penghianatan seorang suami yang hancur karena sang suami menjadi orang sukses.
Lagu jenang gulo ini dimulai dari pasangan suami istri yang saling setia, susah selalu bersama-sama. Akan tetapi ketika sang suami sukses, ia sering memarahi sang istri dan ia berubah menjadi sangat egois dan juga kasar.
Jenang gulo,
kowe ojo lali marang aku iki yo kang mas
Nalikane nandang susah sopho sing ngancani,
Dhek semono aku tetep setyo serta tetep tresno yo,
kang mas
Durung nate gawe ghelo lan gawe kuciwo
Ning saiki bareng mukti kowe kok njur malah lali marang aku
Sithik-sithik mesti nesu terus ngajak padu
Jo ngono … jo ngono
Opo kowe pancen ra kelingan jamane dek biyen yo kang mas
Kowe janji bungah susah padha dilakoni
Padhang Wulan
Lagu ini biasanya dinyanyikan ketika yang sedang bermain dibawah sinar rembulan. Ketika malam bulan purnama tiba mereka mengajak bermain dihalaman, karena rembulan telah memanggilnya. Jangan tidur sore-sore.
Pesan yang ingin disampaikan adalah bersyukur pada keindahan alam yang dianugerahkan oleh Allah SWT.
Yo prakanca
dolanan ing njaba
Padhang mbulan
padhang kaya rina
Rembulan kang
ngawe-awe
Nglikak aja
turu sore-sore
Alam ora bisa dilawan, awu sing semebar iku sejatine berkah gusti kanggo njaga kesuburan bumi Jawa. Mulane ayo pada disyukuri wae.
Alam tidak akan bisa dilawan, abu yang beterbangan adalah berkah dari Tuhan untuk menjaga kesuburan bumi Jawa. Untuk itu mari kita syukuri saja.
Publishe: Suryanto Tabrani
0 Komentar