Lagu Tradisional DIY Yogyakarta - Lagu daerah merupakan salah satu wujud karya seni yang menjadi bagian dari kebudayaan di suatu daerah. Di dalam lagu daerah terkandung suatu makna, pesan untuk masyarakat, serta suasana atau keadaan masyarakat setempat, dan bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah setempat. Keindahan dan kekayaan inilah yang harus dilestarikan, karena lagu dapat mewakili gambaran keindahan serta karakter suatu kebudayaan daerah.
Kesederhanaan pada lirik-lirik lagu daerah Yogyakarta menjadikannya disenangi oleh banyak kalangan, namun bukan berarti tak dapat disisipkan makna dan filosofi hidup yang sangat dalam. Kebanyakan, lagu daerah Yogyakarta membicarakan tentang keseharian hidup manusia dan menyelipkan unsur pendidikan.
Suwe Ora Jamu
Suwe Ora Jamu dimaknai sudah lama tidak ketemu. Jamu disini bukan berarti minum jamu, tapi menjamu dalam arti menerima/menyambut kedatangan tamu. Tidak semua pertemuan dengan teman lama menghasilkan kebahagian, bisa tambah pinter atau mengecewakan.
Dalam perjalanannya lirik lagu yang bersifat pantun sering mengalami perubahan, agar lagu tersebut tetap dapat hadir pada jamannya.
Sinom
Sesuai dengan judul lagunya Sinom yang berarti muda/remaja. Lagu ini menceritakan kehidupan pemuda yang seringkali lalai dan mau enaknya sendiri. Demi menuruti gairah masa muda, lupa nasihat dan petuah orang tua. Lupa ibadah dan berdoa kepada Tuhan.
Lagu ini berisi petuah dari orang tua kepada anak-anaknya agar bijak menjalani hidup.
Amenangi jaman edan
ewuh aja ing pambudi
melu edan ora tahan
jen tan melu anglakoni
boya kaduman melik kaliren
wekasanipun dilalah karsa Allah
begjane kang lali
luwih begja kang engling lan waspada
Kidang Talun
Lagu ini termasuk dalam jenis tembang dolanan atau lagu-lagu permainan atau cara mengenalkan dunia hewan pada anak-anak, seperti dalam liriknya mengenalkan ciri-ciri tentang tikus, kijang, dan juga gajah.
Karena dapat digunakan sebagai alat untuk mengenal dunia hewan, maka bait-baitnya dapat menyesuaikan hewan apa yang akan dikenalkan.
Kidang … Talun
Mangan kacang talun
Mil kethemil mil kethemil
Si kidang mangan lembayung
Tikus … pithi
Due anak siji
Cit cit cuit
Cit cit cuit
Maju perang wani mati
Kidang … Talun
Mangan kacang talun
Mil kethemil mil kethemil
Si kidang mangan lembayung
Gajah … belang
Soko tanah mlembang
Nuk legunuk nuk legunuk
Gedhene meh podho gunung
Caping Gunung
Lagu menceritakan keluhan seorang Ayah yang merindukan anaknya. Karena lama tak dikunjungi, sang bapak menduga-duga apakah anaknya telah melupakannya. Lalu ia mengenang masa lalu ketika anaknya masih kecil dalam kebersamaan.
Dhek jaman berjuang
Njur kelingan anak lanang
Biyen tak openi
Ning saiki ana ngendi
Jarene wis menang
Keturutan sing digadang
Biyen ninggal janji
Ning saiki apa lali
Ning gunung
Tak jadongi sega jagung
Yen mendung
Tak silihi caping gunung
Sukur bisa nyawang
Gunung desa dadi reja
Dene ora ilang
Gone padha lara lapa
Pitik Tukung
Lagu ini merupakan salah satu tembang dolanan yang cukup difavoritkan anak-anak yang menggambarkan kehidupan seorang anak pada jamannya.
Pesan mendalam dalam lagu ini adalah seorang pemimpin harus cerdas dan memiliki keberanian layaknya cucuk kuning jengger abang tarung yang pasti menang. Meskipun dalam kondisi kekurangan namun harus tetap percaya diri.
Aku duwe pitik pitik tukung
Saben dina tak pakani jagung
Petok go petok petok ngendok pitu
Tak ngremake netes telu
Kabeh trondol trondol tapa wulu
Mondol mondol do gawe guyu
Aku duwe pithik cilik wulune Brintik
Cucuk kuning Jengger Abang Tarung mesti menang
Sopo wani karo aku musuh pithikku
Pepatah Jogja:
Ajining diri dumunung ana ing lathi, ajining raga ana ing busana
Nilai diri terletak di mulut, nilai fisik terletak pada pakaian
Suryanto tabrani.
0 Komentar