Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Kerajaan Tarumanegara, Galuh, dan Pajajaran


Tarumanagara adalah sebuah  kerajaan  di wilayah barat pulau Jawa, berkuasa sekitar abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Tarumanegara merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara setelah kerajaan Kutai.

Didirikan oleh rajadirajaguru Jayasinghawarman pada tahun 358 Masehi  ditepi sungai Citarum, kabupaten Lebak, Banten. Jayasinghawarman adalah seorang Maharesi atau pendeta berasal dari India Calankayana, beragama Hindu beraliran Wisnu. 

Video Pilihan:

 

Mereka datang ke Nusantara karena ditempat asalnya terjadi kerusuhan, lalu mereka membangun pemukiman di tepian sungai Citarum.

Tarumanegara berasal dari kata tarum dan nagara. Tarum berasal dari kata sungai Citarum, dan Nagara berasal dari kata negara atau kerajaan. Wilayah kekuasaannya meliputi daerah Banten hingga Cirebon. 

Setelah Jayasinghawarman meninggal dunia, kepemimpinan Tarumanegara dilanjutkan oleh puteranya Dharmayawarman.

Raja Dharmayawarman memerintah pada tahun 382 - 395 Masehi. Hal ini diketahui dari naskah Wangsakerta yang memuat tentang raja-raja kerajaan Tarumanegara.

Silsilah kerajaan Tarumanegara, setelah Dharmayawarman, adalah; Purnawarman, Suryawarman, Linggawarman (666-669 M).

Bukti lain tetang keberadaan kerajaan Tarumanegara adalah ditemukannya peninggalannya, berupa; Prasasti Ciarenteun, PrasastiKebun Kopi/Tapak Gajah, Prasasti Muara Cianteun, Prasasti Tugu (sekitar Koja Jakarta Utara), Prasasti Cidangiang (pandeglang, Banten), Prasasti Pasir Awi (Pasir Awi Bogor), Prasasti Pasir Kalengkak (Bogor), 

Letak Kerajaan Tarumanegara di antara sungai Citarum dan Cisadane Jawa Barat . Para ahli membuat perkiraan tersebut berdasarkan prasasti-prasasti peninggalan Tarumanegara yang ditemukan di sekitar sana. Para ahli memperkirakan pusat kerajaan Tarumanegara berada di dekat kota Bogor.

Sejarah Kerajaan Pasundan.

Setelah meninggalnya Raja Linggawarman, kekuasaan Tarumanagara beralih ke menantunya Tarusbawa. Hal inilah yang membuat penguasa Galuh, Wretikandayun (612-702) memberontak melepaskan diri dari Tarumanagara dan mendirikan kerajaan tersendiri yaitu kerajaan Galuh.

Tarusbawa melanjutkan kerajaan Tarumanegara dengan memindah lokasi di hulu sungai Cipakancilan dekat Bogor saat ini.

Beliau dinobatkan menjadi raja Sunda pada hari Pon, 9 Suklapaksa, bulan Yista, tahun 519 Saka (setara; 18 Mei 669 M) dengan batas kerajaan Sunda di sebelah barat Citarum dan disebelah timur Citarum adalah kerajaan Galuh.

Asal Kerajaan Pajajaran (Sunda)

Dari bukti yang ada pada Prasasti Sanghiyang 1030 Masehi yang ditemukan di Sukabumi, Kerajaan Pajajaran ini didirikan setelah meninggalnya raja Galuh Rahyang Wastu, galuh terpecah menjadi dua yang dipimpin oleh Dewa Niskala dan Susuktunggal.

Munculnya kerajaan Pajajaran bersamaan dengan runtuhnya kerajaan Majapahit tahun 1400 masehi.   Saat itu kekuasaan Majapahit semakin lemah ketika keruntuhan pemerintahan Prabu Kertabumi atau Brawijaya ke lima, membuat beberapa anggota kerajaan beserta pengikutnya mengungsi ke wilayah Galuh di Kawali, wilayah Kuningan, Jawa Barat masuk dalam kekuasaan Raja Dewa Niskala.

Kedatangan tersebut disambut baik Oleh Raja Dewa Niskala, bahkan kerabat dari Prabu Kerta bumi yaitu Raden Baribin dijodohkan dengan salah seorang putrinya. Bahkan Raja Dewa Niskala juga mengambil istri dari salah seorang pengungsi, namun pernikahan tersebut tidak disetujui oleh Raja Susuknunggal karena ada peraturan sejak peristiwa Bubat.

Akibat dari itu terjadilah perang saudara. Agar perang tidak terus berlanjut maka dewan penasihat keduanya menawarkan perdamaian. Hasil dari kesepakatan damai tersebut Raja Dewa Niskala dan Raja Susuktunggal harus turun tahta, dan mengangkat Jayadewata yang merupakan putra dari Raja Dewa Niskala dan menantu dari Raja Susuktunggal sebagai Raja. 

Dengan pengangkatan ini, maka bersatulah dua kerajaan menjadi kerajaan baru yang disebut Pajajaran pada tahun 1482 dengan rajanya yang bergelar Sri Baduga Maharaja yang nantinya dikenal sebagai Prabu Siliwangi.

Dari catatan sejarah terjadi perbedaan urutan antara naskah-naskah Babad Pajajaran, Carita Parahiyangan, dan Carita Waruga Guru, mengenai raja-raja Sunda.

Selain ketiga naskah tersebut, ditemukan juga peninggalan Kerajaan Pajajaran, seperti;

  • Prasasti Batu Tulis, Bogor.

  • Prasasti Sanghyang Tapak, Sukabumi.

  • Prasasti Kawali, Ciamis.

  • Prasasti Rakyan Juru Pangambat, Bogor.

  • Prasasti Horren, Bogor.

  • Prasasti Astanagede, Bogor.

  • Tugu Perjanjian Portugis, Kampung Tugu, Jakarta.

  • Taman Perburuan, sekarang menjadi Kebun Raya Bogor.

  • Kitab cerita Kidung Sundayana dan Cerita Parahiyangan.


Posting Komentar

0 Komentar