Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Kerajaan Kutai

Kutai Martadipura merupakan kerajaan tertua di Indonesia adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara. Berdiri sekitar abad ke-4, terletak di sekitar Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Raja-raja Kutai, adalah; Maharaja Kudungga 

Video Pilihan:

 

Peninggalan prasasti Yupa merupakan bukti dari kerajaan Kutai, yaitu sebuah tugu dari batu yang dibuat saat pemerintahan Mulawarman. Dalam prasasti Yupa tersebut Raja Mulawarman adalah raja yang kuat dan Baik.

Sekitar tahun 1735, Kerajaan Kutai beralih menjadi kesultanan Kutai Kartanegara setelah Sultan Aji Muhammad Idris menewaskan raja terakhir Kutai Martapura. 

Di duga Kerajaan Kutai berada di Kalimantan Timur, di sekitar tepi sungai Mahakam atau kurang lebih Kabupaten Kutai Kartanegara sekarang. Hal ini dibuktikan dari temuan-temuan arkeologis, menandakan adanya pusat kehidupan yang diasumsikan sebagai Kerajaan Kutai. Kutai sendiri digunakan oleh para peneliti, karena temuan-temuan yang ada tidak menyebutkan nama kerajaan.

Raja-raja pada Kerajaan Kutai

Berdasarkan beberapa Prasasti Yupa yang ditemukan di Muara Kaman ada tiga orang pemimpin yang ada di Kerajaan Kutai. 

1. Kundungga

Raja Kundungga adalah kakek dari Raja Mulawarman, dan dianggap sebagai pemimpin pertama dari wilayah kerajaan Kutai. Dari penjelasan Yupa bahwa pendiri wangsa atau dinasti pertama kerajaan adalah Aswawarman. Terlihat dari penggunaan nama yang berlanjut terus sampai ke putranya. Namun karena Kundungga adalah kakek dari Mulawarman, dapat disimpulkan bahwa ia merupakan pemimpin dari peradaban yang ada. Meskipun tidak dianggap sebagai pendiri keluarga raja. Jika Aswawarman menggunakan budaya Hindu, maka hanya orang-orang beragama Hindu yang dapat dianggap sebagai keluarga raja.

2. Aswawarman

Aswawarman diduga sebagai raja pertama yang menggunakan nama wangsa. Sehingga dapat dipahami sebagai masuknya pengaruh India ke Kutai ada di masa ini. Aswawarman memiliki tiga putra, salah satunya Mulawarman yang dianggap sebagai raja terbesar di Kutai. Di mana ia memerintahkan pembuatan Yupa untuk menjelaskan silsilah keluarga, dan kebaikan-kebaikan keluarga kerajaan kepada masyarakat dan agama.

3. Mulawarman

Dari Yupa mencatat banyak pencapaian-pencapaiannya. Diantaranya mengadakan kenduri dengan emas yang banyak, bersedekah segunung minyak, dan 20.000 ekor sapi kepada para brahmana, maka Mulawarman dianggap raja terbesar pada kerajaan Kutai. Yupa juga menjelaskan bahwa Mulawarman tersohor karena mengalahkan raja-raja lain di medan perang, dan disamakan dengan raja Yudistira. Munculnya nama Yudistira ini dianggap sebagai bukti masuknya pengaruh-pengaruh dari India kepada keluarga kerajaan dan Brahmana.

Peninggalan Kerajaan Kutai

Peninggalan kerajaan Kutai adalah Yupa, yaitu tiang batu dimana prasasti dipahatkan. 

Prasasti ini ditemukan di daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur tepatnya di hulu sungai Mahakam. Sampai saat ini telah ditemukan tujuh buah Yupa, seluruhnya dikeluarkan oleh Mulawarman dan dibuat oleh brahmana kerajaan Kutai. Prasasti ini dibuat dalam rangka menjelaskan kebesaran Mulawarman dan garis keluarganya, serta kebaikan-kebaikan raja kepada para brahmana. Dijelaskan dalam salah satunya bahwa Mulawarman menyumbangkan emas yang banyak dalam kenduri, segunung minyak, dan 20.000 ekor sapi kepada para brahmana di tanah suci bernama waprakeswara. Prasasti ini hanya berisi pujian kepada raja, sehingga tidak diketahui keadaan keseluruhan kerajaan ataupun lingkungan Kalimantan Timur pada masa tersebut. Dimungkinkan bahwa kebanyakan masyarakat masih menganut budaya dan agama asli wilayah tersebut, dan belum mengikuti agama Hindu yang dianut keluarga raja dan para brahmana.

Arca Nandiswara 

Posting Komentar

0 Komentar