Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari cerita Dinasti Tang  Tiongkok. Kalingga atau Ho-ling adalah sebuah  kerajaan bercorak Budha yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi. Letak pusat kerajaan ini sekitar Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. 

Kerajaan ini berdiri pada tahun 618 diperintah oleh  Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya. Rakyatnya sangat pandai membuat bunga kelapa dan minuman kera, dengan komoditi utamanya adalah gading gajah, cula badak, kulit penyu, perak dan emas.

Jepara disebut sebagai pusat kerajaan Kalingga, karena ditemui tempat bernama Keling. Sedangkan Pekalongan dikaitkan dengan nama Kalingga, yaitu Pe-Kaling-an dan merupakan tempat pelabuhan kuno. 

Peninggalan Kerajaan Kalingga

Candi Bubrah diperkirakan dibangun pada abad ke-9 M, ditemukan dalam kondisi hancur (bubrah), berukuran 12 meter x 12 meter bercorak Hindu-Budha. Candi berbentuk seperti gapura atau pintu gerbang menuju candi Angin.

Candi Angin berada di Desa Tempur, Kecamatan Keling. Konon angin yang bertiup diwilayah ini sangat kencang. Kemampuannya bertahan dari terjangan angin bertahun-tahun, memungkinkan disebut Candi Angin. Sampai saat inCandi Angin belum diketahui kapan berdirinya. Berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat candi ini dibangun sebagai tempat menyembah dewa angin.

Prasasti Sojomerto

Prasasti ini ditemukan di dusun Sojomerto, Kabupaten Batang.  Tulisan dalam prasati berbahasa Melayu kuno dan bertuliskan huruf kawi. Penggunaan huruh dan bahasa merujuk pada abad ke-7 Masehi. Isi prasasti menceritakan tentang Dapunta Syailendra sebagai pendiri Kerajaan Kalingga yang masih keturunan Dinasti Syailendra dari kerajaan Mataram Kuno.

Prasasti Upit

Prasasti ini ditemukan di Desa Ngawen Kabupaten Klaten, saat ini tersimpan sebagai peninggalan sejarah di Museum Purbakala. Isinya bercerita tentang sebuah kampung Upit yang bebas pajak karena masyarakatnya patuh terhadap peraturan pada masa Maharani Sima.

Prasasti Tukmas

Prasasti iniditemukan di kecamatan Grabag, Magelang. Isinya ditulis menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa, serta pahatan gambar Teratai, kendi, trisula, dan kapak. Penemuan prasasti di daerah ini, membuktikan betapa luas daerah kekuasaan Kerajaan Kalingga.

Arca Batu

Arca ini tediri dari arca Batara Guru, Togog, Narada, dan Wisnu ditemukan di Puncak Rahwatu Gunung Muria.

Berdasarkan penelitin Prof. Gunadi dari Balai Arkeolog Jogjakarta yang memberi nama pada tempat pemujaan sebagai Sakutren, Bambang Sakri, Pandu Dewanata, Jonggring Saloko, Kamanuyoso, dan Abiyoso tersebar mulai dari bawah hingga menuju puncak.

Akhir dari Kerajaan Kalingga.

Keruntuhan kerajaan Kalingga (Ho-Ling) terjadi pada tahun 752, setelah menjadi taklukkan kerajaan Sriwijaya kerajaan Kalingga menjadi bagian perdagangan Hindu bersama Malayu dan Tarumanagara yang sebelumnya telah ditaktukkan oleh Sriwijaya.

Peninggalan kerajaan Kalingga, diantaranya; Prasasti Tukmas di Magelang, Prasasti Sojomerto di Kabupaen Batang, Prasasti Upit di Ngawe, Klaten, Candi Angin di Jepara, Candi Bubrah di Jepara dekat candi Angin.

Posting Komentar

0 Komentar