Harimau Jadi-jadian
Nun jauh disana….sungai Ogan dengan segala kelembutnya mengalir disela bebatuan yang hitam, kami bermain, mandi, mencuci dan semua kegiatan lain yang berhubungan air kami tumpahkan disana. Senda gurau di sungai kami hentikan sejenak, sambil bercerita di bebatuan sungai tentang Manusia Harimau. Salah satu diantara kami, dengan suara meninggi “Aku tauuu!, siapa manusia harimau dilingkungan kita” ujar Parman.
Hasan : Siapa?
Parman: Wak Guntung!
Hasan : Ah!, bisanya kau aja itu. Mana buktinya!?
Debat itu berkepanjangan, saya hanya termanggu mendengar celotehan mereka. Tanpa kami sadari, mang Johan sudah lama memperhatikan pembicaraan kami. Lalu dia menjelaskan, bahwa; Benar Wak Guntung itu dapat berubah menjadi harimau.
Parman : Dimana wak Guntung itu tinggal?
Mang Johan : Jauh…, Sekarang dia tinggal di Talang Padang.
Karena hari telah menjelang sore, mang Johan mengajak kami kembali kerumah.
Sekembalinya dari dusun, tanpa sengaja saya bertemu dengan Lakoni yang masih punya hubungan darah dengan wak Guntung. Pertemuan ini, mengingatkan tentang cerita Manusia Harimau di sungai Ogan.
Saya : Dimana sekarang wak Guntung?
Lakoni : Di Talang Padang. Ada apa rupanya?
Saya : Ku dengar dia bisa berubah menjadi harimau?
Lakoni : Ku dengar juga begitu, tapi aku belum pernah melihatnya.
Seiring berjalannya waktu, pada saat “hajatan sunatan” berkumpullah semua sanak saudara, termasuk diantaranya Wak Guntung juga hadir.
Sebagai orang yang dikenal sebagai manusia harimau, wak Guntung cukup mendapat perhatian. Banyak tamu yang ingin mengetahui kebenarannya.
Karena desakan dari kerabat dekat yang sudah lama berpisah, akhirnya wak Guntung bersedia untuk membuktikannya. Syarat yang diajukannya; 2 ekor ayam, beberapa butir telur. Karena suasana akan mencekam mendengar auman harimau dan proses perubahan wujud, hanya orang tertentu saja yang boleh menyaksikan.
Menjelang tengah malam, ritualpun dilaksanakan dibelakang rumah yang cukup luas. Hanya beberapa orang saja yang dibolehkan melihat ritual ini, salah satu diantaranya mang Johan dan pak Yusman.
Terdengar auman harimau yang menyeramkan, lalu dua ekor ayam dan telur yang berada didekatnya habis dilahap.
Karena saya tidak boleh mengikuti ritual tersebut, saya hanya mendengar auman tersebut tanpa bisa melihat proses perubahan wujud dari tempat persembunyian.
Keesokan harinya, saya datangi mang Johan yang sedang ngopi bersama pak Yusman.
Saya : Mang!, apakah mang Johan melihat harimaunya…?
Mang Johan : Gak jadi harimaunya..., karena ada yang ngintip (melihat secara sembunyi)
Saya : !!!???
Saya pun berlalu, untuk membeli es puter uang dari pemberian tamu didekat lapangan yang banyak bermain layang-layang.
Sumber cerita yang tidak kalah menariknya tentang manusia harihamu, kami sajikan dalam bentuk link berikut:
- Menelisik Leluhur Bangsa Indonesia di Gua Harimau
- Inikah Gua Manusia Harimau
- Situs Gua Harimau kota Baturaja
Suryanto Tabrani dan Seno Adjie.
0 Komentar