Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

URBAN LEGEND: Legenda Manusia Harimau


 Manusia Harimau

Nun jauh disana…, di dusun kami Ogan Ulu, Ulak Pandan, Sumatera Selatan. Memahami manusia jadi-jadian adalah Harimau yang berubah wujud menjadi manusia. Sosok ini dapat dikenali, pada bagian bawah hidung diatas bibir tidak ada lekukan alias rata.

Harimau di dusun kami, dipanggil “Nenek” sebagai sebutan yang terhormat. Jika berada didalam hutan berpapasan atau menduga ada harimau disekitanya, biasanya kami mengucap “Nek numpang lewat, jangan ganggu kami”.

Menjelang Magrib pantangan bagi kami untuk mengambil daun sirih, karena “Nenek (harimau)” akan marah. Petuah ini memiliki banyak pesan yang ingin disampaikan; segera masuk rumah sebelum gelap, sebagai umat islam tentu sebagai pengingat waktu sholat, dan pesan lainnya.

Pada awal tahun 1980-an saya mendengar cerita dari teman yang baru datang dari dusun. Ada kejadian harimau jadi-jadian masuk kampung mencari dan menanyakan tentang anaknya yang hilang. Karena beberapa kali usaha menanyakan anaknya yang hilang tidak kunjung mendapatkan hasil, timbul kejadian ada orang hilang diterkam harimau.

Usaha pencarian dilakukan oleh seluruh penduduk dusun, hingga menjelang sore penduduk kembali ke dusun tanpa membawa hasil. Namun mereka terkejut, ketika mengetahui salah seorang yang ikut mencari tidak tampak.

Keesokan harinya dicari dengan masa yang lebih besar, dengan melibatkan penduduk dari dusun sebelah. Bukannya berhasil, bahkan korban keseluruhan menjadi 8 orang yang diterkam harimau.

Dendam harimau ini diarahkan ke dusun tersebut, karena jejaknya (dengan penciuman harimau yang tajam) mengarah ke dusun kami. Namun penduduk dusun, tidak ada yang mengambil anak harimau. Mungkin pemburu dari kota, yang menggunakan dusun kami sebagai persinggahan.

Karena anak harimau itu tidak mungkin kembali, tentu dendam induknya beserta keluarga harimau akan terus menerkam bukan hanya penduduk dusun kami, namun penduduk sebelah menyebelah pun akan menjadi sasarannya.

Menurut ceritanya, jumlah penduduk yang diterkam harimau hingga 33 orang, meskipun pemerintah telah mengerahkan pasukan untuk membantu penduduk dusun kami.

Akhirnya, berkumpulah para tetua adat dari berbagai kalangan. Hal seperti ini sudah berulang kali terjadi. Biasanya, langkah yang dilakukan dengan mengadakan ritual meminta maaf kepada sang Nenek Raja Hutan.

Setelah ritual dilakukan, berakhirlah dendam kesumat harimau kepada penduduk dusun kami.

Cerita seperti ini terjadi juga di daerah lain Sumatera dengan versi yang mungkin berbeda. Cerita tersebut dapat Anda ikuti dalam link berikut:

Suryanto Tabrani dan Seno Adjie

Posting Komentar

0 Komentar