Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Alat Musik Tradisional | Sumatera Barat

Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatera Barat yang dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat. Hal ini karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Unsur musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik tradisional saluang, bansi, talempong, rabab, pupuik, serunai, dan gandang tabuik.

Ada pula saluang jo dendang, yakni penyampaian dendang (cerita berlagu) yang diiringi saluang yang dikenal juga dengan nama sijobang.

Alat Musik Tradisional Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) meliputi: Bansi, Dulang atau Talam, Gandang Tabuik, Kateuba, Kecapi Jepang, Pupuik Batang Padi, Pupuik Tanduak, Rabab, Rebab Pasisie, Saluang, Saluang PauhSerunai, Talempong, Talempong Batu Talang Anau, Tambua & Tansa.

Pupuik Tanduak

 
Sumber: museumadityawarman.org

Sejenis alat musik tiup tradisional minangkabau yaitu pupuik tanduak. Terbuat dari tanduak kerbau bentuk melengkung bagian ujung (runcing) dibuang sedikit hingga berlobang ujung pangkalnya. Pada bagian ujung dipasangkan pupuik hingga bunyinya akan lebih baik dan merdu di dengar. Pupuik terbuat dari bambu kecil dan ada juga dari batang padi. Bagian bawah di sambung dengan tanduak sehingga bunyinya dapat diatur dengan menutup dan membuka bagian tanduk yang berbentuk corong sewaktu ditiup/dibunyikan. Pada dinding luar terdapat hiasan motif tumpal dan garis lingkaran. Dimainkan bersama talempong dan gendang waktu acara gotong-royong, tali bandar, panen dlll.

Dahulu tanduk dipakai oleh kapal layar besar sebagai tanda atau komando kepada awak kapal, sedangkan orang Arab pakai bedug dan orang Eropa pakai lonceng maupun tanduk, dan dulu kereta api uap pakai lonceng kalau lewat keramaian.

Bansi

 
Sumber: https://shopee.co.id/Bansi

Bansi adalah alat musik jenis tiup yang lebih modern dibandingkan Saluang karena Bansi sudah memiliki nada standar. Bentuknya Pendek dan memiliki 7 lubang.

Ukuran Bansi adalah sekitar 33,5 - 36 cm dengan garis tengah antara 2,5 - 3 cm. Bansi juga terbuat dari talang (bambu tipis) atau sariak (sejenis bambu kecil yang tipis).

Alat musik ini agak sulit memainkan, selain panjang yang susah terjangkau jari, juga cara meniupnya susah.

Bansi  dapat memainkan lagu-lagu tradisional maupun modern karena memiliki nada standar. Dengan memiliki nada standar, maka Bansi dapat digunakan untuk mengalunkan lagu-lagu daerah maupun lagu nasional dengan alunan bunyinya yang indah.

Jika dilihat dari tingkat kesulitan, maka Bansi lebih mudah dimainkan ketimbang Saluang. Karena memainkan Saluang butuh latihan pernafasan yang cukup.


Gendang Minang

 
Sumber: https://semuatentangprovinsi.blogspot.com

Istilah gendang dalam bahasa Minang adalah gandang (dalam bahasa Karo Batak gondang), bentuknya sama dengan yang ada di daerah lain, seperti di Melayu, Batak, Sunda, Jawa, dll. Cara memainkan adalah sama juga, yaitu sisi lingkaran kecil di sebelah kiri dan yang lebih besar ada di sebelah kanan. Namun cara memukul antara masing-masing daerah sangat berbeda, yaitu di Minang tergantung dari jenis rentak lagu. Gandang Tasa adalah kesenian tradisional permainan gendang yang populer di Kabupaten Padang Pariaman.

Pupuik Batang Padi

 
Sumber: lensabudaya.com

Alat musik tradisional ini dibuat dari batang padi. Pada ujung ruas batang dibuat lidah, jika ditiup akan menghasilkan celah, sehingga menimbulkan bunyi. Sedangkan pada ujungnya dililit dengan daun kelapa yang menyerupai terompet. Bunyinya melengking dan nada dihasilkan melalui permainan jari pada lilitan daun kelapa.

Suaranya yang nyaring melengking menjadi pengiring wajib untuk mengiringi berbagai upacara adat termasuk upacara panen.

Pada dasarnya, pupuik batang padi merupakan instrumen bernada tunggal. Tetapi dengan beberapa modifikasi, instrumen ini dapat mengeluarkan alunan irama yang unik. Modifikasi itu dapat dilakukan dengan melubangi batang padi di beberapa titik yang berfungsi layaknya lubang pada seruling. Permainan nada juga dapat dilakukan dengan mengatur posisi tangan menutupi ujung lubang corong daun pandan. Instrumen inipun membuat suasana perayaan panen raya menjadi semakin semarak dalam kegembiraan.

Biola Minang

 
Sumber: https://www.dictio.id

Rabab berasal dari Arab sebagai Rebab, juga terdapat wilayah lain seperti Deli, Sunda, Jawa, dll. Rabab Minang sangat unik, selain digesek juga adanya membran suara di bawah bridge, sehingga mempunyai efek lain (suara serak). Sifat unik ini menyebabkan cara menggesek juga sulit. badan Rabab ini terbuat dari batok kelapa (Cocos nucifera).

Ini adalah sejenis alat musik gesek yang biasa digunakan untuk mengiringi tradisi cerita yang disebut cerita nagari, dimana bunyi alat musik ini digunakan untuk memberikan suasana pada jalan cerita yang disampaikan.

Biola (Biola Minang)

 
Sumber: padangkita.com

Alat musik biola kemudian juga menjadi alat musik tradisional minang dengan beberapa modifikasi sesuai dengan tradisional minang: rabala dan rabab darek. Rabab Pesisir Selatan (Rabab Pasisia) / (Rabab Pasisie) adalah salah satu permainan rabab yang terkenal di Sumatera Barat dengan pemain rababnya yang terkenal adalah Hasan Basri.

Rabab Pesisir Selatan merupakan salah satu kesenian tradisional di Minangkabau, Sumatra Barat. Biasanya Rabab dimainkan pada pesta pernikahan, khitanan dan "alek nagari". Dulu Rabab disebut juga dengan Biola karena alatnya yang memang mirip dengan Biola, namun cara memainkan nya beda dengan Biola.

Saluang

 
Sumber: longgroveonline.com

Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatera Barat. Alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang, di mana orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai.

Dalam golongan alat musik ini adalah suling, namun hanya ada empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Talang juga dipergunakan untuk membuat lemang, yaitu lontong ketan tradisional Minangkabau. Instrumen ini dapat menghasilkan bunyi dengan cara ditiup pada sudut tepi atau rongga bagian atasnya. Sehingga sesuai dengan prinsip fisika akustik, tiupan yang keluar dari mulut akan menggetarkan dinding bagian dalam saluang sedemikian rupa menghasilkan bunyi. Saluang distel dengan diberi beberapa lubang biasanya ada 4 lubang. Dengan begitu saluang dapat menghasilkan frekuensi nada-nada diatonis. Ini juga salah satu ciri khas instrumen ini.

Serunai (Klarinet Minang)

 
Sumber: https://macamalatmusik.blogspot.com/

Serunai, berasal dari kata Shehnai yaitu alat musik di lembah Kashmir India, terdiri dari dua potong bambu yang tidak sama besarnya; sepotong yang kecil dapat masuk ke potongan yang lebih besar; dengan fungsi sebagai penghasil nada. Alat musik ini memiliki empat lubang nada, yang akan menghasilkan bunyi melodius. Alat ini sudah jarang yang menggunakan, di samping juga sulit membuatnya, nada yang dihasilkan juga tidak banyak terpakai.

Alat musik ini sering dimainkan saat menanam padi, upacara panen, atau bahkan mengiringi pertandingan silat.

Talempong

 
Sumber: carabermainalatmusik.com

Talempong berasal dari Sumatera Barat yang cara memainkannya dengan dipukul menggunakan kayu. Bentuk talempong mirip dengan alat musik bonang dari Jawa Tengah.

Pengertian talempong alat musik tradisional asal masyarakat Minangkabau. Talempong merupakan alat musik tradisional jenis pukul khas dari suku Minangkabau ini.

Bentuknya tidak beda jauh atau hampir sama dengan instrumen bonang yang berada dalam perangkat gamelan. Talempong ada yang terbuat dari kuningan, tembaga, kayu dan batu lo.

Namun talempong jenis kuningan yang paling banyak digunakan untuk alat musik satu ini. Terdapat dua genre musik permainan talempong yaitu Talempong duduak dan talempong pacik yang tumbuh dan berkembang hingga kini.


Talempong Batu Talang Anau

 
Sumber: http://gajahmaharamphotography.co.id

Talempong Batu Talang Anau terdapat di Payakumbuh. Talempong yang ditemukan di Talang Anau Suliki ini, berbeda sama sekali dengan talempong lazimnya karena terbuat dari batu dengan ukuran yang sangat besar berjumlah 6 buah dan sudah ada sejak zaman dahulu. Bunyi yang dihasilkan persis sama dengan alat musik talempong, sehingga dinamakan Batu Talempong Talang Anau, terletak 38 km arah utara kota Payakumbuh dan dapat ditempuh dengan kendaraan umum sekitar 1 jam lebih.

Tambua

 

Tambua merupakan alat musik dari Sumatera Barat yang terbuat dari kayu yang dilubangi tengahnya, biasanya berukuran panjang 60-70 Cm dan diameter lingkaran 40-50 Cm serta memiliki ketebalan lingkarannya 1-1,5 Cm. Pada kedua sisi nya diberi kulit binatang (biasanya kulit kambing) yang telah dikeringkan dan dikencangkan sedemikian rupa mengunakan tali yang ikatan nya pun dibuat menarik.

Tambua adalah satu set tambur berukuran besar dari kayu dan kulit kambing, yang biasanya ditabuh oleh sekelompok pemuda (biasanya ada 6 orang) dan biasanya dimainkan saat ada perayaan atau acara adat.

Kesenian Gandang Tambua Tasa merupakan kombinasi dari dua jenis instrument perkusi yakni, gandang (tambua) dan gandang tasa.

Gandang Tambua berbentuk tabung dengan bahan kayu dengan dua permukaan kulit.
Gandang Tambua dimainkan dengan cara disandang pada salah satu bahu oleh pemain dalam posisi berdiri dengan menggunakan dua panokok tambua, semacam stik yang terbuat dari bahan kayu. Sedangkan Gandang Tasa lebih mirip setengah bola yang hanya memiliki satu sisi kulit.

Dikumpulkan dari berbagai sumber.

Posting Komentar

0 Komentar