Lagu Daerah Kalimantan Timur - Indung Indung adalah salah satu lagu daerah yang populer di Indonesia. Lagu daerah merupakan salah satu wujud karya seni yang menjadi bagian dari kebudayaan di suatu daerah. Di dalam lagu daerah terkandung suatu makna, pesan untuk masyarakat, serta suasana atau keadaan masyarakat setempat, dan bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah setempat. Keindahan dan kekayaan inilah yang harus dilestarikan, karena lagu dapat mewakili gambaran keindahan serta karakter suatu kebudayaan daerah.
Lagu adalah sarana untuk menyampaikan ekspresi seseorang. Lagu daerah adalah salah satu bukti keberadaan budaya sebagai identitas, dan pemersatu bangsa sehingga harus dilestarikan dan dikembangkan.
Daftar Isi
Indung - Indung
Pengaruh Melayu Islam sangat terasa dalam lagu ini. Lagu ditujukan untuk anak perempuan bagai car berbusana yang baik. Dimana anak perempuan harus menutup aurat dari kepala hingga kaki yang hanya menyisakan telapak tangan dan wajah saja. Supaya baik laki-laki maupun perempuan dapat menjaga pandangannya satu sama lain.
Lagu ini juga menceritakan cara hidup dalam rumah tangga seorang muslim, saling mengingatkan jangan terlambat sholat.
Indung-Indung secara tersurat memberikan pesan-pesan keagamaan seperti perintah memakai kerudung, perintah mengesakan Allah SWT, serta perintah mendirikan sholat dan puasa.
Indung indung kepala lindung
Hujan di udik disini mendung
Anak siapa pakai kerudung
Mata melirik kaki kesandung
La haula wa la quwwata
Mata melihat seperti buta
Tiada daya tiada upaya
Melainkan tuhan Yang Maha Esa
Aduh aduh Siti Aisyah
Mandi di kali rambutnya basah
Tidak sembahyang tidak puasa
Di dalam kubur mendapat siksa
Duduk goyang di kursi goyang
Beduk subuh hampir siang
Bangunkan ibu suruh sembahyang
Jadilah anak yang tersayang
Lamin Talungsur
Lagu ini menceritakan tentang suatu legeda di Berau. Lamin adalah rumah orang Dayak yang ditinggali oleh seorang janda dan anaknya. Rumah Lamin tenggelam dan masuk ke dalam sungai saat keduanya sedang menikmati ikan bakar sambil tertawa.
Mungkin ada pantangan yang dilanggar. Namun pesan yang dapat disimpulkan, jangan bersenang-senang sampai lupa diri. Ada kepercayaan yang sejak dulu sudah diyakini bahwa melakukan hal tersebut bisa mendatangkan malapetaka.
Lagu ini berasal dari daerah Berau yang merupakan tempat dimana Lamin Talunsur atau rumah tradisional Suku Dayak berasal.
Basurung ke ulu rantau tujuan
Basunsung surut mangiring pasang
Rantau tujuan lamin talungsur adidindang
Kissarini kunun jadi susuran
Lamin talungsur la nama rantaunya
Nyadi susuran jaman ka jaman
Adalah kunun ini kissanya adidindang
Si Ayush mangail baulli kali
Paulliannya lalu disalai
Di atas salaian cadandak mati
Jabakulisar manggalim buar
Si Ayus galli tatawa galak
Tapi apa kunun jadi akhirnya
Turunlah imbut cada takira
Kampung talungsur kadasar sungai adidindang
Yattu susuranya lamin talungsur
Buah Bolok
Buah ini pun saat ini sudah semakin jarang, padahal buah bolok adalah buah khas dari Kutai Kartanegara - kaltim yang sudah menjadi buah legendaris masyarakat kutai. Buah ini memiliki rasa asam namun sedikit manis. Sangat disayangkan kalau buah ini menghilang dari peredaran, karena buah ini sempat dibuatkan lagu daerah, jangan sampai buah ini dikenang hanya lewat lagu karena punah di masa yang akan datang | kaskus.co.id
Pesan yang ingin disampaikan oleh pencipta lagu ini adalah mengajak masyarakat Kutai untuk melestarikan rumah panggung Kutai,selain itu pada akhir lagu ini berupa ajakan kepada para muda-mudi Kutai jangan hanya berdiam diri saja tanpa mau mempelajari budaya sendiri.
Buah bolok kuranji papan
Dimakan mabok dibuang sayang
Busu embok etam kumpulkan
Rumah-rumah jabok etam lestarikan
Buah salak muda diperam
Dimakan kelat dibuang sayang
Spupu dengsanak etam kumpulkan
Untuk menyambut wisatawan
Buah terong digangan nyaman
Jukut blanak tolong panggangkan
Musium Tenggarong Mulawarman
yok dengsanak etam kenangahkan
Buah bolok kuranji papan
Dimakan mabok dibuang sayang
Keroan kanak sekampongan
Etam begantar bejepenan
Balarut di Sungai Mahakam
Lagu ini berbahasa kutai ini, menceritakan tentang aktivitas di aliran sungai mahakam. Ramainya lalu lintas orang dan barang dari zaman dahulu hingga kini.
Sejak duhulu sungai mahakam sebagai alu lintas pembawa hasil tambang, yaitu batu bara dan kayu. Lagu berirama riang gembira ini, di kemas dengan indah sehingga orang yang mendengarya menjadi ikut bahagia.
Sungai Mahakam…
memecah buih…
basinar putih…
diayun angina puhun rumbia…
P’rahu tambangan…
balarut banyu…
membawa urang…
basinggah-singgah di jembatan…
Dari hulu Sungai Mahakam
Tambangan bawa hasel bumi
Batu bara wan batang kayu
Matan jaman Mulawarman
Tambangan balarut sini
Kada heran balarut di Sungai Mahakam
Kada heran balarut di Sungai Mahakam
Nasi Bakepor
Lagu ini diciptakan oleh H. Ismed Rizal berbahasa kutai berirama riang, menceritakan tentang kuliner khas daerah yaitu nasi bekepor.
Nasi bekepor adalah nasi liwet dengan campuran, minyak sayur, rempah-rempah dan potongan ikan asin.
Gangan lah labu tontong bengkela
Sanga cabe 'salai pedas rasanya
Jero 'tegaron pucuk sawiinya
Sambalah kacang nyaman Rasanya
Gede 'gede' sida embo 'dengan busu
Tahu-tahu ase 'lah makan mandi'
Apalagi nasinya si beras baru
Mentuha lalu mandi 'di imbu
Gangan lah terong bebawang hutan
Tontong lah poto 'si gence ruan
Panggang jelawat banyak lemaknya
Pirik lah cabe pedas rasanya
Gede 'gede' sida embo 'dengan busu
Tahu-tahu Ase'lah makan mandi '
Apalagi nasinya si beras baru
Bentuha lalu mandi 'di imbu
Itu makanan etam di Kutai
Nyaman sesudah bejohor
Amunlah adat etam di kutai
Habis berega terus behonjor
Gede 'gede' sida embo 'dengan busu
Tahu-tahu Ase'lah makan mandi '
Apalagi nasinya si beras baru
Bentuha lalu mandi 'di imbu
Burung Enggang
Lagu Burung Enggang dari kalimantan timur negeriku indonesia, menggambarkan kehidupan burung enggang. Ada juga Tari burung enggang atau biasa di sebut dengan tari enggang ini sangat populer di kalimantan timur, khususnya suku dayak kenyah.
Burung enggang si burung wali
Apa kabar datang ke sini
Singgah di ranting puhun wanyi
Merana hidup terangguk-angguk
Burung enggang si burung tari
Bulu ditata disusun rapi
Hilang bulu menderita bathin
Di dalam hati urang ha’ marah
Burung enggang enda’ nya mati
Ranca’ merista di dalam hati
Namun hilang jangan ha’ hilang si burung enggang
Burung enggang enda’nya mati
Ranca’ merista di dalam hati
Namun hilang jangan ha’ hilang si burung enggang
Oh burung enggang
Mandi’ sampai hati melihat
Namun punah mandi’lah jua
Merista diri seumur hidup
Burung enggang si burung tari
Bulu ditata disusun rapi
Hilang bulu menderita bathin
Di dalam hati urang ha’ marah
Published:Suryanto Tabrani
0 Komentar