Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Kesaktian Sunan Bonang | Tembang Tombo Ati

Daftar Isi

Sunan Bonang adalah salah satu anggota wali sanga. Namanya melegenda dipesisir utara Jawa, terutama Tuban, Rembang, Lamongan, Surabaya dan Madura. Sebagai seorang wali atau orang suci, sosoknya hadir dengan segala kelebihan dan keajaiban. 

Diceritakan bahwa pada usia remaja, Sunan Bonang beserta saudaranya yakni Raden Paku meneruskan mempelajari agama Islam dengan menyeberang ke negeri Pasai, Aceh untuk menemui Syekh Maulana Ishaq. Selain itu, mereka juga belajar kepada ulama besar lainnya yang menetap di negeri pasai, seperti para ulama tasawuf yang berasal dari Baghdad, Mesir, Arab, Persia atau Iran. Selesai belajar di negeri pasai, Sunan Bonang lalu diperintahkan ayahnya untuk berdakwah di daerah Tuban.  

Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, Sunan Bonang meninggal di desa Lasem Jawa Tengah. Jenazahnya diambil oleh santri-santri Sunan Bonang yang dari Madura dan akan dibawa ke Madura namun di tengah perjalanan tepatnya di perairan Tuban, perahu para santri kandas dan pada akhirnya Sunan Bonang dimakamkan di Tuban, namun para santri beliau yang dari Madura diizinkan membawa kain kafannya saja untuk dibawa pulang ke Madura. Sehingga makam yang sering diziarahi masyarakat ialah makam yang berada di Tuban. 

   Berdakwah Lewat Alat Musik Tradisional   

Dalam berdakwah Sunan Bonang sering menggunakan kesenian rakyat untuk  menarik simpati mereka. Sunan Bonang memahami bahwa dakwah melalui kesenian adalah suatu cara yang tepat, maka beliau mempelajari kesenian Jawa antara lain seni bonang. Bonang adalah sejenis alat musik tradisional yang terdiri dari kuningan yang bagian tengahnya berbentuk lonjong, bila bagian itu dipukul dengan kayu lunak maka akan muncul suara yang merdu.

Setiap Sunan Bonang membunyikan alat musik tersebut pasti banyak penduduk yang berdatangan ingin mendengarkan sekaligus menyaksikannya. Dengan cara inilah Sunan Bonang menyebarkan ajaran Agama Islam kepada masyarakat, setelah rakyat bersimpati lalu beliau menyisipkan ajaran-ajaran Islam kepada mereka.

Kesaktian Utama Sunan Bonang adalah Tembang Tombo Ati, tembang ini merupakan syiar Islam tanpa kekerasan. Tembang-tembang yang diajarkan oleh Sunan Bonang berisikan nilai-nilai keislaman sehingga tanpa terasa penduduk sudah mempelajari agama Islam dengan senang hati tanpa paksaan. 

Sunan Bonang membuat tembang yang dikenal dengan tembang Tombo Ati/ penyembuh hati. Berikut syair tembang tombo ati yang hingga kini tetap populer:

   Tembang Tombo Ati   

Tamba ati iku limo sakwarnane,
Maca Qur’an angen-angen sak maknane,
Kaping pindho salat wengi lakonana,
Kaping telu wong kang sholeh kancanana
Kaping papat kudhu etheng ingkang luwe,
Kaping lima zikir wengi ingkang suwe, Artinya :

Obat hati itu ada lima jenis,
Pertama, membaca Al-Qur’an dengan mengerti artinya,
Kedua, mengerjakan sholat malam (sholat Tahajud),
Ketiga, sering bersahabat dengan orang sholeh (berilmu),
Keempat, harus sering berprihatin (puasa),
Kelima, sering berdzikir mengingat Allah pada waktu malam.

Video pilihan:


Sunan Bonang merupakan salah satu tokoh Wali Songo yang banyak menguasai ilmu, baik agama maupun ilmu kanuragan. Tampaknya kesaktian selalu perlukan dalam menyebarkan ajaran Islam, baik sebagai pemikat ataupun dari serangan pihak lain.

Sunan Bonang mengawali dakwahnya di pedalaman Kediri, lalu melanjutkan ke daerah Lasem, Rembang, Jawa Tengah, dan berlabuh di Tuban, Jawa Timur.

Dia merupakan buah hati Sunan Ampel dari pernikahannya dengan Nyai Ageng Manila, seorang putri Arya Teja yang kala itu menjabat Bupati Tuban.

Sunan Bonang lahir dengan nama kecil Mahdum Ibrahim, Adik Sunan Bonang adalah Raden Qasim yang kelak menjadi anggota Wali Songo dan dikenal dengan sebutan Sunan Drajat.

"Naskah Primbon Bonang yang diyakini B.J.O. Schrieke adalah tulisan Sunan Bonang, memuat ajaran esoteris doktrin dan ajaran inti tasawuf yang mendalam,” tulis Agus.tulis Agus Sunyoto dalam buku Atlas Wali Songo.

Dalam tradisi Islam, kesaktian tersebut merupakan karamah yang didapat oleh orang pilihan yang punya kedekatan khusus dengan Tuhan. Karamah itu sendiri tak mudah didapat oleh orang biasa, orang harus menjalani sejumlah ritual khusus seperti menguasai hawa nafsu.

Berikut ini adalah beberapa kesaktian yang dimiliki Sunan Bonang.

   Kolang-kaling  Emas   

Raden Mas Said yang nantinya dikenal sebagai Sunan Kalijaga adalah seorang perampok yang kejam dalam merampok para pedagang yang melewati hutan Jatisari. Saat sunan Bonang melintas hutan Jatisari, beliau dihadang oleh Lokajaya. Karena ia melihat tongkat sunan Bonang dilapisi emas, maka Lokajaya berniat untuk merampasnya. Namun ketika Lokajaya mendekat untuk merampas tongkat tersebut, sunan Bonang menunjukkan tongkatnya ke arah buah aren sambil berkata, “Lihat itu lebih banyak emas disana”.

Dan benar saja, buah aren atau kolang-kaling yang ditunjuknya berubah menjadi emas. Melihat keanehan hal tersebut, Lokajaya langsung mengurungkan niatnya dan berkeinginan untuk berguru kepada sunan Bonang.

Dan akhirnya Lokajaya atau raden mas Said diterima sebagai muridnya dengan syarat menjaga tongkatnya yang ditancapkan dipinggir kali. Karena hal itulah raden mas Said dikenal dengan nama sunan Kalijaga.

   Merubah Aliran Sungai Brantas   

Dakwah sunan Bonang di sekitar sungai Brantas ditolak oleh penduduk disekitar sungai Brantas. Karena hal itulah beliau memindahkan aliran sungai Brantas agar tidak melalui wilayah tersebut. Dengan kesaktian dan kemampuan yang dimilikinya, beliau kemudian mengubah aliran sungai Brantas di Jawa Timur.

Wilayah-wilayah yang enggan menerima dakwah pun menjadi kekeringan karena aliran sungai Brantas yang berubah. Dengan kejadian ini akhirnya orang-orang sadar dan mulai ingin belajar lebih jauh tentang ajaran Islam. Dari sinilah ajaran sunan Bonang banyak diterima oleh masyarakat di sekitar sungai Brantas tersebut.

   Adu Ayam    

Suatu hari, sunan Bonang mendapat tantangan untuk beradu ayam dengan Ajar Blacak Ngilo. Tantangan ini disertai dengan taruhan, siapapun yang kalah dalam adu ayam tersebut maka harus menjadi pengikut yang menang. 

Sunan Bonang menerima tantangan tersebut dan mengutus muridnya yaitu santri Mujil untuk beradu ayam dengan Ajar Blacak Ngilo.

Sunan Bonang menggunakan anak ayam untuk diadu. Setiap kali anak ayam itu akan kalah, santri Mujil meniupnya dengan doa. Setiap kali ditiup, anak ayam itu membesar hingga ukuran menjadi lebih besar dari ayam jago milik Blacak Ngilo. Blacak Ngilo pun kalah dalam taruhan tersebut. Sesuai dengan kesepakatan, akhirnya ia menjadi pengikut sunan Bonang.

Sunan Bonang dikenal dengan penguasaan ilmu yang tinggi. Beliau memiliki ilmu berupa tasawuf, sastra, arsitektur, ilmu fiqih, ushuludin, seni, ilmu kebatinan, ilmu sakti lainnya, serta ilmu kedigdayaan yang tinggi.

Salah satu kisah populer terkait Wali Songo adalah riwayat bagaimana Sunan Bonang menaklukkan begal atau perampok jagoan si Raden Said yang kondang dengan julukan Brandal Lokajaya. Setelah tobat, mengaji, dan lelaku,  kelak si begal itu dikenal sebagai Sunan Kalijaga. 

   Petuah Walisongo   

Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpa Bondho 

Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan; Kaya tanpa didasari kebendaan

Manungsa hijau ngunduh wohing pakarti 

Rasa sakit dan kesenangan, keduanya adalah hasil perbuatan sendiri | Kehidupan manusia baik dan buruk adalah akibat dari perbuatan manusia itu sendiri

Posting Komentar

0 Komentar